Pages

Rabu, 09 Januari 2013

Bagaimana listrik dapat sampai ke rumah anda?

Jika diurut dari pembangkit sampai kepada pelanggan, urutannya (sebagian besar) sebagai berikut yaitu Pembangkit (skala besar atau kecil), jaringan transmisi, Garu Induk (GI), Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR), Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang berupa kWhmeter dan MCB (Miniature Circuit Breaker).

Pembangkit merupakan peralatan pengubah energi primer (seperti batubara, gas, air, solar, panas bumi dan angin) dan diubah menjadi energi sekunder (seperti listrik), dengan teknologi, kapasitas daya, negara pembuat dan merk yang berbeda-beda.

Jaringan transmisi merupakan penghantar listrik yang keluar dari pembangkit. Di dalam area pembangkit terdapat trafo (transformator) yang mengubah tegangan listrik yang baru keluar dari pembangkit (biasanya 11.000 Volt atau 11 kV) dan dinaikkan menjadi 70.000 Volt (70 kV), 150.000 Volt (150 kV), 275.000 Volt (275 kV) atau 500.000 Volt (500 kV). Jaringan transmisi ini yang disebut dengan jaringan bertegangan 70 kV atau 150 kV atau 275 kV atau 500 kV. Jaringan transmisi menghantarkan listrik sampai jauh sekali, dan disebut dengan interkoneksi. Misalnya interkoneksi Jawa-Bali, artinya jaringan transmisi ini meliputi seluruh daerah di Jawa dan Bali, mulai dari Merak sampai dengan ujung pulau Bali. Atau jaringan interkoneksi Sumatera, yang menghubungkan antara ujung Propinsi Aceh sampai dengan ujung Propinsi lampung.

Gardu Induk (GI) adalah trafo (transformator) dan peralatan pendukungnya yang menghubungkan dan menurunkan tegangan jaringan transmisi menjadi tegangan 12.000 Volt atau 20.000 Volt (20 kV) untuk disalurkan ke jaringan tegangan menengah. Gardu Induk bisa mempunyai lebih dari satu trafo, tergantung dari pertumbuhan beban.

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) merupakan jaringan yang keluar dari Gardu Induk dengan tegangan 12 kV atau 20 kV, dan langsung masuk kedalam daerah kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, termasuk melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. JTM ada yang berbentuk kabel tanah 12 kV atau 20 kV, yang ditanam didalam tanah. Ada juga peralatan yang namanya Gardu Hubung (GH) yang terdiri dari beberapa kubikel (lemari) pembagi beban kearah beberapa jurusan yang berbeda.
Pelanggan PLN ada yang langsung berlangganan listrik dengan tegangan 20 kV ini. 

Gardu Distribusi merupakan trafo dan peralatannya  yang mengubah tegangan di jaringan tegangan menengah 20 kV menjadi tegangan rendah yaitu 231 Volt (diukur phasa-netral) dan 400 Volt (diukur phasa-phasa). Gardu distribusi terdiri dari gardu beton yang didalamnya ada beberapa kubikel (lemari) pembagi beban, gardu tiang dobel dan gardu tiang cantol

Jaringan Tegangan Rendah (JTR) merupakan jaringan yang keluar dari gardu distribusi dengan tegangan 231 V / 400 V.. Jaringan ini juga melewati daerah kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, juga melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. Kebanyakan JTR adalah kabel berbungkus, namun di kota-kota tua, masih banyak JTR yang memakai kabel telanjang.

Sambungan Rumah (SR) adalah jaringan listrik yang menghubungkan antara jaringan tegangan rendah dan rumah / lokasi pelanggan

Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang berupa kWhmeter dan MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat yang bertugas mengukur energi listrik yang dipakai pelanggan (kWhmeter = kilo Watt hour meter) dan MCB sebagai pembatas daya, yang akan melakukan pemutusan energi listrik secara otomatis jika daya yang dipakai melebih dar kapasitasnya.

Setelah memahami bagaimana listrik bisa sampai dari pembangkit sampai ke lokasi pelanggan, dengan melewati jaringan transmisi, gardu induk (GI), jaringan tegangan menengah (JTM), gardu distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan sambungan rumah (SR), maka kita akan lebih memahami penyebab listrik kita padam.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll